
APAAJA.NET – Rivan Achmad Purwantono resmi menjabat Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. Ia memimpin operator jalan tol terpanjang di Indonesia.
Karier Rivan banyak dihabiskan di sektor perbankan. Ia pernah menjadi Direktur Bank Bukopin dan sempat singkat menjadi Direktur Keuangan PT KAI. Namun, kiprah paling menonjolnya terlihat saat menjabat sebagai Dirut PT Jasa Raharja.
Di Jasa Raharja, Rivan sukses melakukan digitalisasi layanan santunan kecelakaan. Proses pencairan bantuan bisa dilakukan hanya dalam hitungan menit. Ia juga membuka ruang dialog antar komunitas keselamatan transportasi di kantornya.
Harapan Baru: Jalan Tol Lebih Aman
Angka kecelakaan di jalan tol masih tinggi. Banyak kejadian fatal yang melibatkan kendaraan pribadi, baik karena kecepatan tinggi, pengemudi lelah, maupun kendaraan yang tak layak.
Pengalaman Rivan di Jasa Raharja membuatnya akrab dengan akar masalah ini. Ia memahami pola-pola kecelakaan dan jenis kendaraan yang paling sering terlibat.
Dengan bekal itu, publik berharap Rivan bisa membawa perubahan nyata di Jasa Marga. Ia diharapkan mampu menekan angka kecelakaan dan mengurangi tingkat fatalitas di jalan tol.
Jalan Tol Bukan Sekadar Untung, tapi Juga Aman dan Nyaman
Sebagai perusahaan terbuka, Jasa Marga memang harus menjaga kinerja keuangan. Namun, keselamatan pengguna jalan tol tetap lebih penting.
Jalan tol adalah sarana vital untuk mobilitas orang dan barang. Fungsinya harus mendukung perjalanan yang aman, cepat, dan nyaman.
Baca Juga: Pemkab Nias Tegaskan Tidak Ada Intervensi dalam Penentuan Kelulusan Seleksi PPPK 2025
Pemimpin seperti Rivan diharapkan mampu menyeimbangkan keuntungan bisnis dengan keselamatan publik dan keberlanjutan lingkungan.
Saatnya Tol Berpihak pada Angkutan Umum
Selain fokus pada keselamatan, kebijakan pro-angkutan umum di jalan tol juga penting. Ada tiga hal yang layak menjadi perhatian:
1. Lajur Khusus untuk Bus di Jam Sibuk
Bus umum perlu diizinkan menggunakan lajur khusus di jalan tol pada jam padat. Tujuannya agar angkutan umum bisa bersaing dari segi waktu tempuh.
Kebijakan ini akan mendorong lebih banyak warga pindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Hal ini bisa mengurangi kemacetan dan menurunkan emisi.
Gagasan ini pernah dilontarkan Presiden Jokowi saat masih Gubernur DKI pada 2013, tapi belum direalisasikan oleh BUJT. Kini saatnya diwujudkan.
2. Diskon Tarif Tol untuk Angkutan Umum
Jasa Marga bisa memberi diskon tarif tol bagi bus umum, termasuk Transjabodetabek dan AKAP. Tujuannya agar biaya operasional lebih ringan.
Dengan begitu, operator bisa melakukan perawatan kendaraan secara rutin. Ini juga akan membantu menurunkan risiko kecelakaan.
3. Legalisasi Bus Stop di Rest Area
Beberapa rest area di Jabodetabek sudah jadi titik naik-turun bus umum. Namun belum ada pengakuan resmi.
Jasa Marga sebaiknya resmikan titik tersebut sebagai bus stop. Hal ini akan memudahkan penumpang mencari lokasi naik atau turun bus, serta memperkuat integrasi moda.
Baca Juga: BBPMP Jateng Wujudkan Pendidikan Bermutu Menuju Indonesia Emas 2045
Jalan Tol untuk Semua
Kepemimpinan baru di Jasa Marga membawa angin segar. Rivan Achmad Purwantono bukan hanya sosok berpengalaman, tapi juga paham persoalan transportasi secara utuh.
Dengan pendekatan yang tepat, Jasa Marga bisa menjadi pelopor keselamatan jalan tol dan pelindung hak pengguna angkutan umum.***