
APAAJA.NET – SMK Walang Jaya Jadi Bintang, pendidikan vokasi kembali mencuri perhatian nasional. Kali ini bukan lewat karya ilmiah atau kompetisi teknologi, melainkan melalui ajang balap bergengsi Yamaha Sunday Race (YSR) 2025 yang digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, pada tanggal 14–15 Juni.
R25 Com Pro Jadi Arena Pembuktian Kualitas Pembalap Didikan Sekolah
SMK Walang Jaya Jadi Bintang, ajang R25 Com Pro bukan sekadar tempat adu kecepatan, tapi juga medan pembuktian kualitas pembinaan. M. Iqbal dan Fariz Ibrahim, dua pembalap muda dari SMK Walang Jaya, berhasil mencetak hasil luar biasa:
- 🥈 M. Iqbal meraih podium kedua
- 🏁 Fariz Ibrahim finish di posisi keempat
Ini bukan hanya soal posisi, tapi soal mental, strategi, dan keberanian di lintasan, yang semuanya mereka bawa dari bangku sekolah langsung ke sirkuit.
SMK Walang Jaya, Lebih dari Sekolah: Mesin Produksi Pembalap Masa Depan
Visi Besar H. Aji Wisnugroho: Membentuk SMK Berbasis Industri Balap
H. Aji Wisnugroho, sosok penting di balik kesuksesan ini, menyatakan rasa bangganya terhadap capaian tim. Ia menegaskan bahwa SMK bukan hanya tempat belajar teori, tapi juga wadah untuk mengasah kompetensi real di dunia profesional. Di SMK Walang Jaya, semangat kompetisi dipadukan dengan kurikulum teknis, menciptakan generasi pembalap dan mekanik handal.
“Kami buktikan bahwa lulusan SMK bisa tampil di level tertinggi, bahkan melawan tim-tim pabrikan dan komunitas senior,” ujar Aji.
Yamaha Sunday Race 2025: Ajang Bergengsi, Bukan Sekadar Seremonial
YSR selama ini dikenal sebagai barometer performa pembalap muda nasional. Digelar oleh Yamaha Indonesia, event ini diikuti oleh berbagai tim dari komunitas, sekolah, hingga pabrikan. Keberhasilan tim SMK Walang Jaya mendobrak dominasi tim-tim senior menunjukkan bahwa pembinaan dari akar rumput mulai menampakkan hasil nyata.
Momentum untuk Pendidikan Vokasi di Dunia Motorsport
Capaian ini menjadi alarm kebangkitan pendidikan vokasi Indonesia. Ketika SMK bisa mencetak pembalap berprestasi yang tampil di ajang besar seperti YSR Mandalika, maka paradigma pendidikan praktis pun berubah. SMK kini bukan pilihan kedua, tapi justru ujung tombak masa depan industri otomotif dan balap nasional.