
APAAJA.NET – Terungkap! Rahasia Malaysia Singkirkan Indonesia di Pasar Otomotif ASEAN 2025, EV Jadi Senjata Utama. Pasar otomotif ASEAN 2025 dikejutkan oleh kabar bahwa Malaysia berhasil menyalip Indonesia di sejumlah segmen strategis. Keunggulan ini terutama terlihat pada penjualan kendaraan listrik (EV), lonjakan ekspor mobil, dan penguasaan teknologi otomotif mutakhir.
Menurut laporan terbaru ASEAN Automotive Federation (AAF), penjualan mobil di Malaysia pada paruh pertama 2025 tumbuh 15%, sedangkan Indonesia hanya mencatat 3%.
Strategi Malaysia yang Membuat Indonesia Tertinggal
1. Insentif Pajak Kendaraan Listrik
Sejak awal 2024, Malaysia menerapkan zero import duty untuk kendaraan listrik. Kebijakan ini membuat harga EV di Negeri Jiran lebih murah hingga 20% dibandingkan Indonesia, mendorong adopsi pasar yang lebih cepat.
2. Kemitraan Global yang Agresif
Pemerintah Malaysia sukses menarik investasi raksasa otomotif dunia seperti Tesla, BYD, dan Geely. Mereka tidak hanya membangun pabrik, tetapi juga pusat riset dan pengembangan (R&D) yang memberi nilai tambah besar pada industri lokal.
3. Fokus R&D Teknologi Otomotif Masa Depan
Malaysia berani menggelontorkan dana besar untuk pengembangan baterai solid-state dan teknologi kendaraan otonom Level 3, dua inovasi yang menjadi magnet pasar global.
Kendala Indonesia yang Perlu Dibongkar
Meski memiliki kapasitas produksi besar, Indonesia masih menghadapi hambatan serius:
- Regulasi pajak EV yang belum konsisten.
- Terlalu bergantung pada pasar domestik.
- Infrastruktur pengisian daya yang tertinggal dibanding Malaysia dan Thailand.
Pelajaran Penting untuk Masa Depan Industri Otomotif ASEAN
Keberhasilan Malaysia membuktikan bahwa regulasi pro-pasar, investasi teknologi, dan strategi ekspor adalah kunci memenangkan persaingan regional.
Indonesia perlu bergerak cepat dengan:
Baca Juga: Resmi! Honda Tiger 2000 Bangkit Lagi 2025: Desain Lebih Gagah, Mesin Lebih Galak, Harga Bikin Kaget!
- Menyederhanakan pajak EV.
- Memperluas kemitraan global.
- Meningkatkan penetrasi ekspor lewat perjanjian perdagangan bebas.
Pertarungan di pasar otomotif ASEAN bukan sekadar soal jumlah produksi, melainkan soal visi jangka panjang dan inovasi berkelanjutan. Malaysia telah membuktikan, strategi yang tepat mampu mengguncang dominasi pemain besar.***