Mendikdasmen: Banyak Nilai Rapor Siswa Hasil Sedekah Gurunya

Tutup Bintek Pengawas/Penilik Sekolah Angkatan III di BBPMP Jateng


APAAJA.NET –  SEMARANG – “Saat ini yang terjadi banyak nilai rapor siswa itu adalah hasil sedekah para gurunya. Karena guru-guru sekarang baik hati dan suka bersedekah,” kata Mendikdasmen Prof Dr Abdul Mu’ti MEd saat memberi arahan sekaligus menutup Bintek Program Prioritas Kemendikdasmen bagi Pengawas/Penilik Sekolah Angkatan III di aula Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, Jumat, 4 Juli 2025.

Tentu saja joke segar yang dilemparkan Guru Besar di bidang Pendidikan Agama Islam (dikukuhkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2 September 2020) itu membuat 350 pengawas sekolah dan penilik sekolah se Jawa Tengah dan semua hadirin.

“Bapak/Ibu pengawas sekolah dan penilik sekolah tak perlu resah dan gelisah karena itu hanya miliknya Obbie Messakh,” katanya disambut geeeerrr para pengawas sekolah dan penilik sekolah yang rerata usianya di atas 50 tahun.

Saat masih remaja dulu, para pengawas sekolah dan penilik sekolah bisa dipastikan akrab dengan lagu berjudul “Kisah Kasih di Sekolah” dinyanyikan  Obbie Messakh dan meledak di pasaran pada tahun 1986.

Tentu saja, tiga kata “resah dan gelisah” itu bagi peserta bintek yang rerata berusia 50 tahun ke atas sangat dihafal.

Sebagaimana kita ketahui Permenpan-RB No 21 Tahun 2024 menghapus jabatan fungsional Pengawas Sekolah dan Penilik Sekolah dan diintegrasikan ke dalam jabatan fungsional guru.

“Kalau SK Menpan-RB nanti terbit, maka pengawas akan menjadi mitra sekolah, mitra pemerintah, dan mitra masyarakat,” kata Mu’ti yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah 2022-2027 mendampingi Haedar Nashir (Ketum)  itu menegaskan bahwa Permenpan-RB yang akan datang itu diharapkan semakin memperkuat posisi dan peran pengawas sekolah dan penilik sekolah sebagai penjamin mutu sekolah.

Prof Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa penjamin mutu sekolah itu ada tiga. Yakni, internal (sekolah), eksternal (akreditasi dan pengawasan oleh pengawas dan penilik) serta penilaian masyarakat sebagai penerima manfaat pendidikan.

“Masyarakat menilai mutu sekolah dari pencapaian akademik atau karakter.”

Untuk memastikannya maka akan diterapkan deep learning pada tahun 2026. “Deep learning akan kami berlakukan di sekolah-sekolah yang secara akademis dan sarpras sudah memenuhi syarat.”

“Jadi di sinilah nanti peran dan tugas pengawas sekolah dan penilik sekolah sangat besar. Jangan sampai ketinggalan dari para kepala sekolah.”

Menyinggung guru penggerak, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyatakan bahwa status guru penggerak itu diangkat di masa tertentu, 6-9 bulan kalau kontraknya habis ya sudah, habis.

“Pengawas harus membantu kami (pemerintah/kemendikdasmen) agar sekolah selalu berorientasi kepada mutu. Sebab, sekarang ini era ngarang. Guru membeli nilai rapor murid-muridnya dengan cara ngarang,” lagi-lagi hadirin riuh rendah tertawa bersama.

“Bagaimanapun orang belajar itu harus orientasi ilmu bukan angka. Saya dimarahi teman karena anaknya tidak masuk di sekolah tertentu. Katanya, anaknya itu ranking 1.”

“Kemudian saya jelaskan bahwa ranking itu relatif. Ranking 1 dari berapa jumlah muridnya? Kalau ranking 1 dari 3 murid yang tidak bisa dibandingkan dengan ranking 1 dari 1.000 murid.  Lalu, ranking 1 di sekolah di mana? Kalau sekolahnya ada di gunung atau di pelosok desa, akan sangat berbeda dengan siswa ranking 1 di sekolah yang berada di tengah kota dan terkenal sebagai sekolah favorit.”

Lebih jauh Mendikdasmen menjelaskan bahwa sesuai UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan mutu untuk semua. Jadi tidak sekadar formalistik. Sebab, budaya mutu itu sebenarnya melekat pada satuan pendidikan.

“Kalau berdasar formalitas, dokumen-dokumen terkait pendidikan itu bohong dan ngarang. Misalnya sekolah terkreditasi A. Namun masyarakat melihatnya: Akreditasi A kok seperti itu? Untuk itulah budaya mutu sangat bermanfaat untuk membangun SDM yang berkualitas.”

Hadirin lagi-lagi dibuat tertawa ger-geran ketika Pak Menteri menyatakan, “Kita tahu, gaji guru itu 6 koma. Artinya setelah tanggal 6 langsung koma. Karena sudah habis untuk membayar cicilan rumah, mobil, motor, barang-barang elektronik lainnya dll. Bahkan ada guru yang mengalami stroke saat melihat slip struk gajinya. Sebenarnya gajinya cukup untuk kebutuhan keluarga, namun karena banyak untuk membayar cicilan ini itu akhirnya guru itu stroke beneran.”

Dia mengingatkan agar para pendidikan bekerja dengan gaya service excellence. Artinya, bekerja dengan baik bukan karena order atau perintah, namun karena dari hati sebab dia tupoksinya sebagai pendidik seperti itu. Untuk itulah dia dibayar oleh negara.

“Namun budaya materialisme atau materialistik sangat mempengaruhi kinerja kalangan pendidik. Padahal tidak seharusnya kalangan pendidik bekerja by order. Kalau orientasi bekerja seperti itu (by order), maka tidak dapat kepuasan, dan mungkin tidak berkah.”


Student active learning, teacher active chatting

Dalam kesempatan itu, Prof Mu’ti menegaskan bahwa digitalisasi itu membawa perubahan. Namun ada pula anekdot tentang pembelajaran aktif atau active learning.

Student active learning, teacher active chatting. Tiba-tiba gurunya tertawa sendiri di dalam kelas. Murid-muridnya bingung dan bertanya: “Ada apa Bu?” Gurunya kaget, dan menjawab sekenanya “Oh tidak apa-apa.”

Dia kembali membuat joke terhadap kalangan pendidik. “Bekerja itu 704. Artinya jam 7 berangkat untuk mengisi daftar hadir, kemudian kosong, jam 4 baru kembali ke kantor untuk kembali mengisi daftar hadir,” katanya yang lagi-lagi membuat riuh aula BBPMP.

Sebelumnya Kepala BBPMP Jawa Tengah Dr Nugraheni Triastuti SE MSi, menjelaskan bahwa kegiatan Bintek bagi Pengawas Sekolah dan Penilik Sekolah dalam rangka
Implementasi Program Prioritas Kemendikdasmen.

“Ini angkatan ketiga, masih ada angkatan keempat dan kelima. Setiap angkatan mengikuti bintek selama 4 hari berturut-turut. Pesertanya pengawas sekolah dan penilik sekolah se Jawa Tengah,” jelasnya.

Selain Mendikdasmen Prof Abdul Mu’ti kegiatan openutupan bintek itu dihadiri Gogot Suharwoto, Dirjen Pauddasmen dan Didik Suhardi, Staf Khusus Mendikdasmen.***

Related Posts

Menteri P2MI Resmikan Undip Migrant Center: Buka Akses Kerja Profesional Luar Negeri untuk Lulusan Indonesia
  • June 28, 2025

APAAJA.NET – SEMARANG – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Menteri P2MI bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) secara resmi meluncurkan Undip Migrant Center, Kamis (26/6/2025) di Gedung Prof. Sudarto,…

Read More

Continue reading
Ondol di Meja Bimtek Kepenulisan Banjarnegara
  • June 26, 2025

APAAJA.NET – BANJARNEGARA – Kudapan Ondol tersedia baik di meja narasumber maupun meja peserta Bimtek Kepenulisan di Ruang Niscala Perpustakaan Banjarnegara pada Kamis, 26 Juni 2025. Ondol adalah makanan khas…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *