SCCR dan UAPI: Menuju Pusat Keunggulan Ilmiah

APAAJA.NET – Sejak November 2024, Prof. Dr. Ahmad Rofiq, MA., diamanahi sebagai Rektor Institut Karya Mulia Bangsa (IKMB) oleh Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si., Med., pendiri sekaligus komisaris SCCR (Stem Cell and Cancer Research). Dengan visi besar mengembangkan IKMB menjadi Universitas Agung Putra Indonesia (UAPI), keduanya berkomitmen menjadikan Mount-G alias Gunung Pati sebagai pusat riset dan pendidikan yang berkelas dunia.

SCCR merupakan lembaga riset yang berfokus pada stem cell dan kanker. Baru-baru ini, SCCR telah memperoleh izin CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), menandai langkah besar dalam legalitas produksi farmasi berbasis riset ilmiah. Dengan laboratorium modern, SCCR terus mengembangkan penelitian inovatif yang diakui secara internasional dan memiliki manfaat nyata bagi masyarakat, termasuk kalangan pejabat tinggi.

Rumah Peradaban Sains: Menghidupkan Warisan Ilmu Pengetahuan

SCCR telah menerbitkan 51 karya ilmiah dalam jurnal internasional, didukung oleh 50 penelitian pascasarjana, memperoleh tiga penghargaan, dua hak kekayaan intelektual (HAKI), serta menarik perhatian puluhan ribu pengunjung di situs webnya. Dengan pencapaian ini, SCCR bercita-cita meraih penghargaan Nobel dan mengembalikan kejayaan sains yang pernah dirintis oleh ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina.

Ibnu Sina, atau Avicenna, dikenal sebagai bapak kedokteran modern yang karyanya The Canon of Medicine menjadi rujukan utama dalam dunia medis selama berabad-abad. Mengambil inspirasi dari Ibnu Sina, SCCR dan UAPI bercita-cita membangun ekosistem riset yang berbasis pada nilai-nilai ilmiah dan spiritual.

Infrastruktur dan Ekspansi SCCR-UAPI

Untuk mendukung ekosistem ilmiah yang berkelanjutan, SCCR dan UAPI tengah mengembangkan beberapa fasilitas unggulan, antara lain:

  • Resort Karenina Agung: Penginapan bertaraf hotel bintang lima bagi pasien dan keluarga yang datang dari luar kota atau luar negeri.
  • Universitas Agung Putra Indonesia (UAPI): Kampus modern yang sedang dalam proses pembangunan di atas lahan seluas 20 hektar.
  • Sain de Resto: Restoran berbasis makanan sehat dengan rekayasa ilmiah untuk menjaga kandungan gizi tanpa bahan kimia berbahaya.
  • Kampung Herbal: Area seluas lima hektar yang difokuskan untuk pengembangan tanaman herbal.
  • Agung Putra Hospital: Rumah sakit bertaraf internasional yang akan segera dibangun untuk mendukung layanan kesehatan berbasis riset.

Menggabungkan Keilmuan dan Keagamaan

SCCR tidak hanya fokus pada riset ilmiah, tetapi juga membangun keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Selama bulan Ramadhan, SCCR aktif mengadakan kajian ilmiah keagamaan, santunan anak yatim, serta kegiatan sosial lainnya untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam pengembangan sains.

Baca Juga : Kesempatan Kuliah Gratis untuk Mahasiswa S1, S2, dan S3

Dengan kerja keras dan komitmen tinggi, SCCR dan UAPI terus berjuang menjadikan Mount-G sebagai destinasi utama riset akademik dan wisata edukasi. Seperti yang tercantum dalam QS. Al-‘Ankabut: 69, “Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”

Perjalanan SCCR dan UAPI dalam membangun rumah peradaban sains bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan dedikasi, inovasi, dan landasan nilai-nilai keilmuan serta spiritual, mereka optimis bisa membawa perubahan besar dalam dunia sains dan kedokteran. Semoga perjuangan ini mendapat ridha dan bimbingan Allah untuk mewujudkan visi besar mereka bagi Indonesia dan dunia.***

  • Related Posts

    Hebat! Santri Asal Brebes Hafal 30 Juz, Ponpes MAJT–Baznas Panen Prestasi di Haflah ke-6!
    • October 7, 2025

    APAAJA.NET – Suasana khidmat dan haru menyelimuti area Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) saat 31 santri dari Ponpes Tahfidz Al-Qur’an MAJT–Baznas mengikuti Haflah ke-6 Imtihan Tahfidz Semester I. Yang paling…

    Read More

    Continue reading
    Di MQKI 2025, Yai Fadlolan Musyaffa’: Selain Kitab Kuning, Santri Diharapkan Kuasai Kitab Putih
    • October 7, 2025

    APAAJA.NET – WAJO – SULSEL – Santri belajar di pondok pesantren diharapkan tidak hanya menguasai Kitab Kuning (Kitab Turats), tetapi juga Kitab Putih. “Yang dimaksud Kitab Putih adalah kitab-kitab berbahasa…

    Read More

    Continue reading

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *